Puji Tuhan, terimakasih bapak/ibu/sdr atas kesempatan utk bersaksi. saya ingin share sesuatu yang berhubung dengan keadaan saat ini dalam perjalanan studi doctoral. Dalam masa-masa perjuangan menyelesaikan tugas disertasi, saya dibawa pada satu perenungan pada kejadian 17 tahun lalu ketika Tuhan melalui firmanNya menantang saya untuk percaya Dia sepenuh-penuhnya.
waktu itu saya bergumul berat menghadapi ujian nasional matematika,
saya lemah di pelajaran itu. Selama try out tidak pernah lulus. Seolah tidak ada
harapan. Kemudian datanglah kabar baik, oleh tim guru matematika dibuatlah tim
khusus utk meluluskan teman2 yang lemah di mata pelajaran tersebut ( jadi mereka ini
akan menulis jawaban di toilet dan nantinya kami bisa mencotek jawaban
tersebut). Tentunya hal ini sangat memberikan kelegaan bagi para siswa yang
lemah di mapel ini. Saya pun turut bahagia dengan hal ini.
Lalu apa yg terjadi? Seminggu sebelum ujian, datanglah Firman
Tuhan lewat renungan harian rajawali yang saya baca pada bulan Juni Tahun 2005 saya ingat
persis itu tema tentang integritas dari Daniel dan kawan2. Ini pasti bukan
kebetulan dan FT itu begitu kuat bicara di pikiran dan hati saya Mencotek bukan
kebenaran. Saya begitu gelisah dgn FT ini karna saya butuh mencotek supaya saya
bisa lulus UN. Sebenarnya saya pribadi tidak suka saat ujian bertanya/mencotek,
apapun hasil ujian saya lebih puas ketika saya berusaha sendiri. Tetapi kali
ini saya butuh skali mencotek karna saya pesimis bisa lulus dari hasil try out
berbulan2 kurang menjamin. saya stress bukan karna ujian matematikanya tapi
karna FT nya. walaupun saat itu guru dan teman2 punya konsep itu berhikmat, saya pun
setuju awalnya. Sampai datang Firman itu mengubah segalanya.
Singkat cerita, hari H ujian itu saya fokus menjawab
sebaik2nya, semaksimal yg saya bisa tapi masih banyak soal sy tdk bisa jawab .
30 menit sebelum selesai satu per satu teman2 saya mulai ke toilet, jujur saya ingin sekali, tapi tubuh saya rasanya berat sekali meninggalkan meja saya, seperti ada kekuatan
yang menahan. Akhirnya saya menyerah. Dan
sekilas di tengah keheningan ujian, suara itu begitu jelas lewat : UJILAH AKU.
Saya terdiam saat itu tapi ada ketenangan, ada damai di hati saya seketika itu
juga.
Singkat cerita saya terima hasil sebulan kemudian, ketika
guru saya menyerahkan hasil dia bilang seperti ini: lulus pas batas, saya bingung dan cepat2 membuka hasil dan langsung melihat nilai matematikanya ya betul nilainya pas batas lulus.
Lulus SMA tahun 2005 dari Angkatan pertama SMA Lokon Tomohon, hal yg saya sangat syukuri karena TUhan berperkara besar, sekolah bisa bagus, pendidikan bisa terbaik tetapi jika saya abaikan FT waktu itu, saya bisa pastikan saya tidak mungkin sampai pada level ini (pendidikan doktoral). saya siswa yang hampir tidak lulus SMA tetapi di angkatan baru saya yg pertama kuliah S3. Ini tidak masuk logika saya karna teman-teman di angkatan itu berlimpah dengan orang2 pandai.
Saya pun bertanya dalam perenungan diri...dan satu2nya jawaban yg bisa masuk logika saya : ini adalah Upah yang Tuhan berikan karena iman 17 tahun yang lalu, ketika saya percaya sepenuh2nya sama Tuhan apapun yg terjadi (sekalipun tidak lulus, sekalipun harus menanggung rasa malu ).
UJILAH AKU kata Tuhan, dan ketika saya percaya, Dia Tuhan
yang membawa saya sampai di level ini. Jadi sekali2 bukan karena saya layak
tapi saya diupah Tuhan. Jadi ketika ada yang memuji saya tidak besar kepala, ketika
ada yang merendahkan saya tidak tersinggung karena saya betul2 sadar ini upah
Tuhan yg meneguhkan satu2nya alasan keberadaan saya di Pascasarjana.
Maka saya minta doa untuk dimampukan dalam tahun ini (2022) bisa
menyelesaikan tanggung jawab studi. Berkat atau Upah ini, harus saya kelola dengan tepat
waktu semua Demi Hormat dan Kemuliaan nama Tuhan semata-mata.
Terimakasih saudara2 sudah mendengarkan atau membaca kesaksian ini.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. IMANUEL.