Ibadah pra-natal remaja serayon bitung di gmim getsemani
bitung
Hari ini...hari paling bersejarah buat aku tetap di
gmim, anak-anak itu dengan segala potensi terhadap pemberian diri mereka telah
mencuri hatiku... Tuhan memborbardir segala keegoisan dan tembok-tembok
pikiranku yang selama ini kubangun dengan sentuhanNya yang lembut. Kekerasan
hati saya hancur dan diganti damai sejahtera yang tak pernah kubayangkan...
Tuhan mengajarku dengan lembut dan penuh kasih,
sejauh ini aku telah memcoba berlari dari kasih mula-mula pada gereja lokalku
yang telah ‘membesarkan’ aku, hanya karena aku merasa bimbang dan terluka
dengan beberapa orang. Saya ingat kata firman ‘besi menajamkan besi, manusia
menajamkan manusia’ dan saya berpikir mau cari dimana gereja yang sempurna,
mustahil. Karena saya akan bertemu juga dengan orang-orang percaya yang
sementara bertumbuh ke arah Kristus, kita semua adalah mantan orang berdosa,
sepanjang hidup kita terus dibaharui, dibentuk untuk berkarakter seperti Kristus.
Dan saatnya nanti kita semua orang-orang percaya akan disempurnakan ketika kita
pulang ke Rumah Bapa, inilah saatnya semua manusia sempurna. Jadi selama di
dunia, tidak akan pernah mungkin saya mengharapkan semua orang percaya hanya
akan bersikap baik, penuh kasih dan tidak akan pernah mengecewakan atau
menyakiti. Kesalahpahaman, saling menyakiti, saling menyalahkan, egois dan
keserakahan itu adalah keadaan-keadaan yang dapat terjadi kapanpun. Nah, apa
saat-saat ini ketika saya mengalami, saya harus pindah organisasi gereja atau
pindah gereja.
Apa tidak ada solusi yang lain? Yang namanya hubungan
itu layak dipertahankan dan diperjuangkan untuk tetap berdamai sampai kapanpun.
Tuhan Yesus datang ke dunia karena Ia ingin membawa cinta dan kedamaian buat umat
manusia, Ia mati juga untuk menggantikan hukuman kita manusia. Tetapi manusia
yang mana yang ia selamatkan? Manusia berhati malaikat atau manusia yang
berbuat baik seumur hidupnya? Tidak. Tetapi ia mengganti hukuman untuk semua
manusia yang berdosa, yang berbuat jahat kepada sesamanya, yang egois, yang
serakah, yang membunuh.
Saya jadi ingat
perumpamaan seorang raja yang mengampuni dan menganggap lunas hutang yg besar
dari salah seorang hambanya, tetapi sang hamba yang beruntung ini pergi kepada
temannya yang pernah meminjam uang kepadanya dan menuntut ganti saat itu juga,
temannya ini memohon-mohon belas kasihan agar diberi sedikit waktu lagi untuk
melunasi hutangnya. Tetapi sang hamba tidak peduli, ia tidak berbelas kasih
pada temannya, ia melupakan kebaikan sang raja yang telah mengampuni dan
menganggap lunas hutang-hutangnya yang begitu besar... sementara ia amat memperhitungkan hutang kecil yang tidak
seberapa dari temannya sendiri. Mengetahui hal ini, sang Raja murka betapa Ia
mau mengampuni dosa yang besar dan tidak mengingatnya lagi, sementara orang
yang telah diampuni ini malah menuntut dan memperhitungkan perbuatan
mengecewakan yang tidak seberapa dari sesamanya.
Tuhan...ampuni
saya yang hampir melupakan akan pengampunan yang terbesar yang Engkau berikan
padaku, Engkau mengampuni aku sepanjang masa : masa lalu, masa sekarang dan
masa yang akan datang. Ampuni aku yang menuntut perbuatan mengecewakan yang
tidak seberapa dari mereka...maaf Tuhan...maafkan aku, pulihkan hatiku dan
sembuhkan luka kekecewaanku...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar