Keluarga Abraham
Alkitab memulai sejarah penebusan
umat manusia dari satu keluarga yang dipilih oleh Allah sendiri. Keluarga Abraham
terkesan istimewa.
·
Apakah ini adalah keluarga yang sempurna?
·
Apa di dalam keluarga ini tidak ada konflik?
·
Apa kepala keluargan adalah sosok yang sempurna?
·
Apa kelemahan abraham?
·
Apa kelemahan sara?
·
Konflik batin apa yang dialami sara?
·
Konflik batin apa yang dialami abraham?
Itu mungkin beberapa pertanyaan
yang muncul ketika membaca kisah abraham dan keluarganya. Salah satu konflik
batin yang dialami abraham adalah Janji Allah berlawanan dengan kenyataan hidup
yang dialaminya. Allah menjanjikan abraham menjadi bangsa yang besar, namun
sampai detik Allah berjanji pun abraham tidak memiliki anak, sebagai pewaris keturunannya.
Tampaknya kenyataan hidup itu
menutupi dan mengaburkan janji Allah yah? Namun pada akhir cerita kita
mengetahui abraham memang menjadi bangsa yang besar.
Itu karena abraham percaya,
meskipun tidak ada jaminan, tidak ada bukti. Namun abraham beriman kepada
Tuhan.
Konflik yang dialami sara,
istrinya yaitu sama, menunggu janji Allah digenapi. Di tengah pergunjingan
orang-orang disekitarnya, tudingan-tudingan miring dan gosip dari para
teman-temannya.
Apa yang dilakukan sara?? Ia menyerah
pada situasi konflik dan menurunkan standar kepercayaan kepada Janji Allah. Ia mengikuti
saran manusia ketimbang menanti janji Allah digenapi.
Ketidakpercayaan Sara membawa
malapetaka sampai detik ini, perang antar 2 keturunan Abraham antara anak yang
dijanji dengan anak dari Hagar.
Keluarga yang terpilih ini
bukanlah keluarga yang sempurna, bukanlah pasangan suami istri yang sempurna. Tetapi
Tuhan boleh memakai keluarga ini untuk menunjukkan kuasaNya yang besar, dan
Tuhan memakai setiap kelemahan itu untuk membuktikan bahwa Tuhan menerima siapa
saja, Tuhan memakai siapa saja untuk menyatakan kuasaNya. Dan bukanlah karena
usaha dan perbuatan tangan manusia yang menentukan melainkan pekerjaan Allah
sendirilah yang digenapi di tengah-tengah kelemahan manusia.
Percayalah kepada Allah, janjiNya
pasti Ya dan Amin. Sekali Ia berjanji pasti digenapi, asal kita jangan seperti
sara yang tidak percaya karena terlalu lama menunggu dan menurunkan standar
imannya kepada Allah. Tetaplah percaya dan bertanggung jawablah menjalani hidup
yang Tuhan beri hingga hari ini.
Tuhan memberkati...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar