Malam ini saya
menghadiri wedding party seorang anggota jemaat di gereja lokalku sekaligus
juga tetangga. Ada sebalik cerita sedih dibalik pernikahan ini. Pengantin
perempuan ini yang sangat menarik perhatian banyak orang karena sosok dan
kecantikannya bagai pinang dibelah dua dengan almarhum mamanya. Mama dari
jessica, sang pengantin perempuan ini adalah seorang guru agama yang sangat
baik, atraktif, penuh semangat, ceria dan sangat cantik. Sosok mamanya begitu
membekas dan dikenang banyak orang di kompleks perumahan dan di gereja lokalku.
Mamanya dipanggil pulang dengan kanker payudara stadium 4, ketika jessica masih
di bangku smp. Sungguh kehilangan yang besar bagi kami anggota jemaat amat
terlebih bagi jessica dan keluarga besar.
Singkat cerita, di
usia ke 19 tahun dan belum menamatkan kuliah. Jessica mengambil keputusan besar
atas hidupnya, dia menikah. Berita sukacita ini disambut baik buat keluarga
besar jessica, tetapi tidak cukup membawa kabar baik buat 200 orang papa ani
dan mama ani. Bahkan ada papa dan mama ani ( mereka ini boleh dibilang wali
jessica ) sampai menangis, marah, kecewa dan tidak mau menghadiri pemberkatan
dan pesta nikah jessica karena merasa ‘gagal’ sebagai orangtua wali terdekat
dan yang memegang amanat/pesan terakhir dari almarhum mama jessica.
Sungguh saya terpaku
mendengar di balik ‘peristiwa’, jessica...oh jessica... saya pun sebenarnya
menyesali dengan begitu cepatnya jessica kawin, kawin di usia muda sebagai
pelarian dari masa mudanya yang haus akan kasih sayang. Ada 2 hal yang sangat
menarik perhatianku dibalik kisah jessica. Pertama, kemiripan wajah mamanya
disetiap senyum, tawa dan pandangan jessica. Kami seolah-olah melihat kembali
sosok almarhum. Seolah-olah hidup kembali dalam diri jessica. Senyumnya dan
keramahannya. Jessica sangat beruntung mewarisi 99% gen dari mamanya. Kedua,
kisah sedih dari orangtua wali jessica.
Sementara saya
mengikuti acara demi acara, saya mendengarkan lagu dari ponsel. Tiba-tiba saja
saya merasa harus mengungkapkan iman saya kepada Tuhan soal penantian akan
pasangan hidup. Saya bilang seperti ini dalam hati TUHAN SAYA PERCAYA, SUAMI
SAYA ADALAH SEORANG YANG PENUH TANGGUNG JAWAB DAN SANGAT MENCINTAI SAYA.
CINTANYA KEPADA SAYA SEPERTI CINTA TUHAN YESUS KEPADA GEREJANYA.
MESKIPUN DI SEKITAR SAYA
BERSELIWERAN PRIA-PRIA POTENSIAL DAN GAGAH, NAMUN SAYA MAU MENUNGGU DIA KARENA
DIALAH SATU-SATUNYA PRIA YANG TUHAN TELAH BERKATI UNTUK AKU. SAYA PERCAYA DAN
MENARUH JAMINAN ATAS PERNIKAHAN SAYA SEPENUHNYA DALAM KENDALI TUHAN SAJA. AMIN
Saya merasa bahagia
dan sukacita dengan komitmen iman ini, walau saya belum melihat namun saya
telah menaruh kepercayaan penuh dalam jaminan Tuhan atas segala sesuatu dalam
hidupku. Dan itu rasanya sangat damai dan sukacita. Saya merasa sangat diberkati
dengan kepercayaanku pada Tuhan.
Saya simpati pada
jessica...namun 1 hal yang saya sadari bahwa yang bisa membuka pintu berkat
dalam hidup kita hanyalah diri kita sendiri. Sumber berkat adalah Tuhan,
tetapi Tuhan tidak ‘menyuap’ berkat itu langsung di mulut kita. Setiap pilihan
yang kita ambil hari ini menentukan jalan-jalan hidup kita ke depan. Waktu
tidak bisa diputar kembali.
Pilihan kitalah untuk
melawan arus atau dibawa arus kehidupan.
Pilihan kitalah untuk
bangkit dari kepahitan/kemalangan atau tidur dalam kumbangan kesedihan dan
kepahitan.
Pilihan kitalah untuk
bayar harga dengan hidup sungguh-sungguh taat/takut pada kekuasaan Tuhan atau
menikmati setiap tawaran dunia dan hidup penuh kebebasan tanpa kekang.
Semua bergantung pada
pilihan kita hari ini teman...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar