Ceritanya bermula saat sang
dokter disergap di kediamannya sendiri yang begitu megah. Klinik bersalin
miliknya yang bernama Bunda Maria menjadi saksi bisu atas puluhan nyawa bayi
yang direngut paksa oleh alat-alat medis. Betapa aborsi itu merupakan proses
pembunuhan yang kejam atas makluk-makluk
kecil tak berdaya. Ternyata..oh ternyata sang dokter yang begitu terkenal ini
telah melakukan puluhan kasus aborsi di kediamannya yang berlabel klinik
bersalin dengan nama yang begitu suci. Setelah polisi melakukan olah tkp
ditemukanlah bangkai-bangkai janin sampai bayi yang dikubur di halaman
belakang, ada yang sudah mengering bahkan ada yang masih baru. Sang dokter pun
mengelak dan mengaku bahwa ia tidak bersalah dengan alasan itu kemauan pasien
sendiri. Tapi betapapun alasan pembelaan dirinya, ini sudah merupakan kasus
pembunuhan si dokter malangpun akan diproses hukum.
Singkat kisahnya.... ketika
mendengar berita ini di tv dan koran sontak saya sangat kaget dan saya yakin
juga sebagian besar orang akan kaget yah kecuali orang-orang dekatnya yaitu
suaminya yang berprofesi dokter dimana saat penyergapan tampak duduk diam,
menunduk malu dan tak bisa mengelak dan pembantu juga supirnya. Karena
kediamannya yang begitu strategis dekat dengan terminal makanya saya sering
melewati rumah sang dokter. Jujur saya kagum saja walaupun belum pernah bertemu
dokter ini, tetapi serasa dokter ini begitu hebat apalagi kediamannya begitu
megah membuat aku makin kagum.
Ternyata..oh ternyata...
sang dokter yang saya kagumi itu tidak lebih dari seorang pembunuh. Dengan
kemampuan dan kepandaiannya justru ia rmelakukan perbuatan yang jahat dan
kejam. Apalagi yang lebih kejam daripada menyiksa janin dan bayi? Siapa yang
sangka. Masyarakat tidak pernah tahu akan hal ini karena sang dokter melakukan
praktek ilegal dengan cara sembunyi-sembunyi. Saya jadi terkesima dengan
peristiwa ini. Saya tidak pernah menyangka sang dokter yang begitu kaya ini
tega menghabisi nyawa-nyawa janin dan bayi malang demi ‘uang’... padahal mereka
sudah punya banyak penghasilan. Uang dapat menjadi hamba yang jahat. Dan saya
tahu inilah akibatnya kalau mengabdi pada mamon/uang, kita akan dibutakan
olehnya dan menjadi budaknya.
Si dokter telah menjadi
budak mamon/uang sehingga mata hatinya sudah dibutakan bahkan hatinya telah
menjadi pahit seperti empedu. Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai
dokter ini telah kehilangan rasa kemanusiaan. Mereka tidak takut lagi pada
apapun, pada hukum, pada sumpah profesi, amat terlebih pada Tuhan. Saya tidak
bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka setiap pergi ibadah hari sabat,
bagaimana perasaan mereka setiap kali berdoa pada Tuhan. apa dosa besar ini
telah menumpulkan hati dan pikiran mereka? Ataukah setelah mengaborsi yang
kesekian kali sehingga mereka sudah terbiasa dan tidak merasa takut lagi?
Bagaimana mungkin seorang dokter yang seharusnya menolong nyawa manusia justru
berbalik menjadi perengut atau eksekutor nyawa manusia. Bertubi-tubi pertanyaan
ini mengunggah pikiran saya, how and why??? Can you believe it???
Kalau seseorang telah
menjadi budak uang maka apapun itu akan membutakan jalan pikiran dan
perasaannya. Seandainya saja sang dokter menjadi hamba Tuhan yang sejati lewat
profesinya tentu ini tidak akan pernah terjadi. Pada kenyataannya sang dokter
telah menjadi hamba uang alias budak uang maka apapun yang tidak manusiawi bisa
terjadi. Dan ini sudah terjadi bertahun-tahun... sang dokter malang kudoakan
bisa bertobat dan kembali pada Tuhan jika tidak betapa tersiksanya dan betapa
malangnya penghukuman kekal yang akan dirasakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar