Jumat, 16 Mei 2014

Kesaksian ikut KPIN Pdt Stephen TOng









Saya
akan memulainya dengan cerita singkat dari sebuah pelayanan yang tak terduga 2
minggu sebelum KPIN Pdt. Tong. Teman SMA aku Enca Ang yang sedang bekerja
di  singapura meminta bantuanku untuk
mencari tempat kost harian buat teman pelayanannya yang dari GRII jakarta yang
akan datang melayani  KPIN di SULUT, dia
juga berdomisili di singapura saat ini. Namanya Sumi ( beberapa waktu kemudian
saya tahu nama lengkapnya Suminah). Saat itu aku langsung bekerja, walau
waktunya masih 2 minggu lagi, saya tidak mau menunda-nunda menolongnya karena
saya tahu saya menerima seorang putri Tuhan, yang akan melayani di kotaku. Dan
selayaknya seorang putri saya terpanggil untuk benar-benar melayaninya dengan
sebaik mungkin( dengan apa yang saya bisa tentunya). Saya mengatakan secara
langsung pada sumi bahwa dia sama sekali tidak jadi beban buat saya, saya
justru menganggap kedatangannya dan kehadirannya bagaikan kado ulangtahunku
yang ke -26 ( bertepatan juga sumi datang di tanggal 26, wow...saya surprise
sekali ketika menyadarinya ). Dan memang sejujurnya saya dan keluarga tak
pernah membayangkan siapa yang kami tolong, suminah salah seorang pemudi yang
luar biasa talentanya dalam bernyanyi dan suaranya memang luar biasa, mendengar
dia menyanyi saya hanya membayangkan itu adalah suara penyanyi luar negeri yang
mungkin hanya di TV bisa didengar atau konser-konser musik. Jangan pernah membatasi diri dan keadaan dalam menolong anak
Tuhan yang sedang bekerja di ladang Tuhan, selain kamu tak pernah membayangkan
siapa yang kamu layani. Jangan memandang rupa, jangan memandang harta.
Layanilah seorang akan yang lain seperti kamu melayani Kristus. Ketika kamu
memberi yang terbaik dari yang kamu miliki, kamu akan bersukacita karena kamu
sudah melayani Kristus yang datang dalam diri seseorang yang kamu tolong.
Tahukah
kalian teman-teman, ini menjadi titik awal bagi saya pribadi untuk memberikan
diri berbagi dengan orang-orang lain sehingga KRISTUS dimuliakan. Waktu itu,
saya tak bisa menerima suminah di rumah, kondisi di rumah tidak memungkinkan.
Jadi saat itu, saya mempunyai tekad membangun rumah untuk keluarga baru saya
dimana rumah itu terbuka untuk menolong anak-anak Tuhan yang sedang bekerja di
ladang Tuhan. saya ingin rumah yang sederhana, tidak mewah, tidak banyak
perabotan atau barang-barang berharga akan tetapi mereka yang saya bisa tampung
sementara bisa merasa seperti tinggal di rumah sendiri. Sekian cerita bersama
suminah^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar