Bapaku di sorga
Bapaku terkasih, di
tahun 2014 ini ketika aku merenungkan perjalanan hidupku. Dalam hatiku bertanya
kenapa waktu saya di bandung begitu cepat? Kenapa bapa tidak menahan aku untuk
tetap di bandung? Padahal aku merasa, aku paling bertumbuh di bandung. Aku
melayani Tuhan sepenuh hidupku, aku merasa aku melakukan hal-hal yang lebih
banyak untuk kekekalan dan melakukan panggilan Tuhan itu di sana. Seolah-olah
ladang tuaian saya itu di bandung....tetapi mengapa bapa tidak menahan saya?
Atau membalikkan saya ke bandung?
Sudah 4 tahun
berlalu... dan saya masih merenungkan pertanyaan yang sama. Saya berpikir Bapa,
ketika saya merenungkan lagi:
1.
Apakah yang saya inginkan adalah
benar-benar melayani Bapa? Atau saya hanya lakukan untuk pencapaian diri? Hanya
untukku lakukan dengan pengertian dan keinginan sendiri? Hanya berdasar pada
pengertian sendiri?
2.
Apakah ketika saya melakukan ‘lebih
banyak’ saya merasa saya sempurna? Saya merasa telah memiuntangi bapa?
3.
Sebenarnya orang-orang disanakah
yang membuat saya ingin balik?
4.
Pada waktu di bandung, saya merasa
berada di lingkungan yang membuat saya tak nyaman dengan cara mereka? Saya
merasa terasing dengan cara-cara mereka? tetapi saya tahu, mereka
sungguh-sungguh ingin mengerjakan panggilan Tuhan, mereka menjadi murid-murid
yang bekerja keras.
Yah pada intinya
saya berpikir, jangan-jangan yang saya pikirkan hanya untuk kepentingan diri
sendiri? Bukan berarti semua yang baik yang menurut aku, juga baik menurut
bapa? Sebab aku tidak dapat menyelami pekerjaan bapa? Aku terlalu kecil untuk
dapat menampung dan memahami pekerjaan bapa dari awal sampai akhir.
Yang pasti membuat
aku bertumbuh, tidak ada rencana bapa yang gagal. Apapun yang telah terjadi
membuktikan 1 hal bahwa bapa tetap setia dan menuntun. Bapa tidak pernah
meninggalkan dan membiarkan aku sendiri dalam perjalanan hidupku saat ini.
Di tengah-tengah
perenungan ini bapa, saya ingin bapa beri saya pengertian tentang apa yang saya
pikirkan dan renungkan ini. saya merasa saya tetap masih kanak-kanak dan belum
dewasa, belum bisa dipercayakan menjadi pemimpin. Apapun saya lakukan saya
merasa saya tidak bisa berbuah dengan maksimal, saya merasa stagnan dengan
pelayanan di saat ini. maafkan saya bapa, saya merasa gagal untuk menjadi
pembina remaja, saya merasa beberapa pelayanan saat ini saya mundur. Saya masih
terus butuh bimbingan, pengajaran, butuh disuap terus ini yang menjadikan saya
merasa gagal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar