Sabtu, 24 Mei 2014

Perenungan tentang bandung lagi....



Bapaku di sorga
Bapaku terkasih, di tahun 2014 ini ketika aku merenungkan perjalanan hidupku. Dalam hatiku bertanya kenapa waktu saya di bandung begitu cepat? Kenapa bapa tidak menahan aku untuk tetap di bandung? Padahal aku merasa, aku paling bertumbuh di bandung. Aku melayani Tuhan sepenuh hidupku, aku merasa aku melakukan hal-hal yang lebih banyak untuk kekekalan dan melakukan panggilan Tuhan itu di sana. Seolah-olah ladang tuaian saya itu di bandung....tetapi mengapa bapa tidak menahan saya? Atau membalikkan saya ke bandung?
Sudah 4 tahun berlalu... dan saya masih merenungkan pertanyaan yang sama. Saya berpikir Bapa, ketika saya merenungkan lagi:
1.        Apakah yang saya inginkan adalah benar-benar melayani Bapa? Atau saya hanya lakukan untuk pencapaian diri? Hanya untukku lakukan dengan pengertian dan keinginan sendiri? Hanya berdasar pada pengertian sendiri?
2.       Apakah ketika saya melakukan ‘lebih banyak’ saya merasa saya sempurna? Saya merasa telah memiuntangi bapa?
3.       Sebenarnya orang-orang disanakah yang membuat saya ingin balik?
4.       Pada waktu di bandung, saya merasa berada di lingkungan yang membuat saya tak nyaman dengan cara mereka? Saya merasa terasing dengan cara-cara mereka? tetapi saya tahu, mereka sungguh-sungguh ingin mengerjakan panggilan Tuhan, mereka menjadi murid-murid yang bekerja keras.
Yah pada intinya saya berpikir, jangan-jangan yang saya pikirkan hanya untuk kepentingan diri sendiri? Bukan berarti semua yang baik yang menurut aku, juga baik menurut bapa? Sebab aku tidak dapat menyelami pekerjaan bapa? Aku terlalu kecil untuk dapat menampung dan memahami pekerjaan bapa dari awal sampai akhir.
Yang pasti membuat aku bertumbuh, tidak ada rencana bapa yang gagal. Apapun yang telah terjadi membuktikan 1 hal bahwa bapa tetap setia dan menuntun. Bapa tidak pernah meninggalkan dan membiarkan aku sendiri dalam perjalanan hidupku saat ini.
Di tengah-tengah perenungan ini bapa, saya ingin bapa beri saya pengertian tentang apa yang saya pikirkan dan renungkan ini. saya merasa saya tetap masih kanak-kanak dan belum dewasa, belum bisa dipercayakan menjadi pemimpin. Apapun saya lakukan saya merasa saya tidak bisa berbuah dengan maksimal, saya merasa stagnan dengan pelayanan di saat ini. maafkan saya bapa, saya merasa gagal untuk menjadi pembina remaja, saya merasa beberapa pelayanan saat ini saya mundur. Saya masih terus butuh bimbingan, pengajaran, butuh disuap terus ini yang menjadikan saya merasa gagal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar