Jumat, 12 April 2013

Si Dokter Malang




Ceritanya bermula saat sang dokter disergap di kediamannya sendiri yang begitu megah. Klinik bersalin miliknya yang bernama Bunda Maria menjadi saksi bisu atas puluhan nyawa bayi yang direngut paksa oleh alat-alat medis. Betapa aborsi itu merupakan proses pembunuhan yang kejam  atas makluk-makluk kecil tak berdaya. Ternyata..oh ternyata sang dokter yang begitu terkenal ini telah melakukan puluhan kasus aborsi di kediamannya yang berlabel klinik bersalin dengan nama yang begitu suci. Setelah polisi melakukan olah tkp ditemukanlah bangkai-bangkai janin sampai bayi yang dikubur di halaman belakang, ada yang sudah mengering bahkan ada yang masih baru. Sang dokter pun mengelak dan mengaku bahwa ia tidak bersalah dengan alasan itu kemauan pasien sendiri. Tapi betapapun alasan pembelaan dirinya, ini sudah merupakan kasus pembunuhan si dokter malangpun akan diproses hukum.
Singkat kisahnya.... ketika mendengar berita ini di tv dan koran sontak saya sangat kaget dan saya yakin juga sebagian besar orang akan kaget yah kecuali orang-orang dekatnya yaitu suaminya yang berprofesi dokter dimana saat penyergapan tampak duduk diam, menunduk malu dan tak bisa mengelak dan pembantu juga supirnya. Karena kediamannya yang begitu strategis dekat dengan terminal makanya saya sering melewati rumah sang dokter. Jujur saya kagum saja walaupun belum pernah bertemu dokter ini, tetapi serasa dokter ini begitu hebat apalagi kediamannya begitu megah membuat aku makin kagum.
Ternyata..oh ternyata... sang dokter yang saya kagumi itu tidak lebih dari seorang pembunuh. Dengan kemampuan dan kepandaiannya justru ia rmelakukan perbuatan yang jahat dan kejam. Apalagi yang lebih kejam daripada menyiksa janin dan bayi? Siapa yang sangka. Masyarakat tidak pernah tahu akan hal ini karena sang dokter melakukan praktek ilegal dengan cara sembunyi-sembunyi. Saya jadi terkesima dengan peristiwa ini. Saya tidak pernah menyangka sang dokter yang begitu kaya ini tega menghabisi nyawa-nyawa janin dan bayi malang demi ‘uang’... padahal mereka sudah punya banyak penghasilan. Uang dapat menjadi hamba yang jahat. Dan saya tahu inilah akibatnya kalau mengabdi pada mamon/uang, kita akan dibutakan olehnya dan menjadi budaknya.
Si dokter telah menjadi budak mamon/uang sehingga mata hatinya sudah dibutakan bahkan hatinya telah menjadi pahit seperti empedu. Pasangan suami istri yang berprofesi sebagai dokter ini telah kehilangan rasa kemanusiaan. Mereka tidak takut lagi pada apapun, pada hukum, pada sumpah profesi, amat terlebih pada Tuhan. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan mereka setiap pergi ibadah hari sabat, bagaimana perasaan mereka setiap kali berdoa pada Tuhan. apa dosa besar ini telah menumpulkan hati dan pikiran mereka? Ataukah setelah mengaborsi yang kesekian kali sehingga mereka sudah terbiasa dan tidak merasa takut lagi? Bagaimana mungkin seorang dokter yang seharusnya menolong nyawa manusia justru berbalik menjadi perengut atau eksekutor nyawa manusia. Bertubi-tubi pertanyaan ini mengunggah pikiran saya, how and why??? Can you believe it???
Kalau seseorang telah menjadi budak uang maka apapun itu akan membutakan jalan pikiran dan perasaannya. Seandainya saja sang dokter menjadi hamba Tuhan yang sejati lewat profesinya tentu ini tidak akan pernah terjadi. Pada kenyataannya sang dokter telah menjadi hamba uang alias budak uang maka apapun yang tidak manusiawi bisa terjadi. Dan ini sudah terjadi bertahun-tahun... sang dokter malang kudoakan bisa bertobat dan kembali pada Tuhan jika tidak betapa tersiksanya dan betapa malangnya penghukuman kekal yang akan dirasakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar